Akio Toyoda, 52, berpeluang menggantikan Katsuaki Watanabe sebagai Presiden/CEO Toyota Motor Corp.
Akio diharapkan mampu mengatasi keterpurukan Toyota akibat krisis global. Akio diyakini dapat meningkatkan penjualan produk-produk Toyota di dunia. Akio juga diharapkan mampu membawa Toyota mengungguli rival utamanya di pasar mobil Amerika Serikat (AS), General Motors Corp.
Sejak 21 Januari 2005, Akio merupakan salah satu dari lima Wakil Presiden Toyota Motor Corp.Dia bertanggung jawab mengawasi operasional perusahaan tersebut di kawasan Amerika Utara. Akio yang akan bersaing dengan kandidat lainnya, Mitsuo Kinoshita, merupakan cucu dari salah seorang pendiri Toyota pada 1937, Kiichiro Toyoda.
Ayahnya, Shoichiro Toyoda, juga pernah menjabat sebagai Presiden Toyota Motor Corp selama periode 1982-1992. Meski berita pencalonannya santer diperbincangkan, sebagian kalangan masih meragukan kemampuan Akio. Dengan umur 52 tahun, Akio masih dianggap terlalu muda untuk memimpin perusahaan besar menurut standar perusahaan di Jepang.
Namun, Akio yang menjadi “bintang” di perusahaan itu dinilai mempunyai perhatian lebih besar bagi perkembangan Toyota. Jika Akio diangkat sebagai presiden/ CEO,Toyota akan tetap dianggap sebagai perusahaan mobil paling konservatif di Jepang. Pada era 1960-an, kepemimpinan di Toyota didominasi keluarga Kiichiro Toyoda.
Eiji Toyoda, keponakan Kiichiro, juga pernah menduduki jabatan presiden di Toyota pada era tersebut. Akio mendapat gelar MBA dari Babson College di Wellesley, Massachusetts, AS. Akio yang fasih berbahasa Inggris mengawali kariernya di dunia bisnis sebagai konsultan manajemen di New York.
Akio kemudian menghabiskan waktu bertahuntahun untuk mempelajari operasional Toyota.Akio mulai bergabung dengan Toyota pada 1984.Pada 2001 lalu dia terpilih sebagai direktur di Toyota Motor Corp bagian Guangqi Toyota Engine Ltd. Sejak 2003 lalu, dia menduduki posisi sebagai Kepala Operasional Toyota di Asia dan China.
Selama memegang kendali di kawasan Asia dan China, Akio berhasil membawa kemajuan signifikan. Penjualan mobil Toyota di kawasan tersebut meningkat. Peningkatan itu sebanding dengan peningkatan penjualan mobil di AS. Keberhasilan Akio tersebut bukan datang begitu saja.Akio merupakan sosok pekerja keras, ulet,sekaligus inovatif.
Dia juga mengaku sangat total dengan pekerjaannya. “Kalau saya menduduki jabatan tertinggi di perusahaan mobil, saya ingin menjadi ‘pembuatnya’ sendiri sehingga saya tahu bukan sekadar tentang kendaraan, tetapi juga bahan bakunya,” ujar Akio ketika diwawancarai pada Februari lalu.
Suksesi di Toyota terjadi setelah Watanabe disarankan untuk mengundurkan diri sebagai presiden perusahaan tersebut.Watanabe dinilai gagal mengantisipasi penurunan penjualan di tengah krisis finansial global yang bermula dari AS. Penjualan produk Toyota di AS pada bulan lalu anjlok hingga 34%.
Toyota bahkan diperkirakanmembukukanrugi operasional sebesar USD1,7 miliar pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2009. Kalau Akio terpilih, dia tentu akan menghadapi tantangan berat di masa mendatang. Dia harus mampu mendongkrak kembali penjualan Toyota di tengah krisis ekonomi global dan isu perubahan iklim.
Akio dituntut lebih inovatif lagi dalam mengeluarkan produk-produk terbaru yang ramah lingkungan. Pekan lalu,Toyota menegaskan komitmennya untuk bergabung dalam kampanye antiperusakan lingkungan. Perusahaan tersebut sangat berambisi mengembangkan mesin dan kendaraan baru yang ramah lingkungan.
Akio juga diharapkan akan melanjutkan ambisi perusahaan yang ingin mengembangkan mobil hibrida. Toyota telah membangun departemen riset untuk mendukung pengembangan konsep mobil hibrida.
(economy.okezone.com)