Masjid Kuno Bayan Beleq, Bukti Sejarah Islam Di Pulau Lombok | Lombok tidak hanya pulau dengan pantai dan pura, disini pun tersimpan jejak penyebaran Islam. Mesjid Kuno Bayan Beleq adalah salah satu situs yang menceritakan hal ini. Tidak hanya itu, karena diberi titel “masjid kuno” maka Anda mungkin akan takjub dengan bangunanya yang unik. Barangkali hanya Masjid Kuno Bayan Beleq-lah yang punya arsitektur seperti ini. Ukuran masjid ini cukup kecil, hanya 9 x 9 meter dengan dinding berasal dari anyaman bambu dan beralaskan tanah liat yang dikeraskan dan dilapisi dengan anyaman tikar bambu. Atapnya terbuat dari bilha-bilah bambu. Pondasi masjid ini menggunakan batu kali tanpa semen. Unik bukan?
Konstruksi Masjid Kuno Bayan Beleq memiliki makna filosofi yang terdiri dari kepala, badan dan kaki yang menggambarkan dunia atas, dunia tengah dan dunia bawah yang merupakan satu kesatuan dalam entitas kosmos masyarakat Lombok Utara.
Masjid Kuno Bayan Belek ini terletak di kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara tepatnya berada di perbatasan antara Lombok Utara dan Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Kawasan Bayan termasuk jauh dari pusat kota, atau sekitar 80 km dari Mataram. Oleh karenanya, wilayah ini masih sangat tradisional walaupun tidak berarti tertutup dari kehidupan modern. Tradisi masyarakat Bayan salah satunya terlihat dari bangunan rumahnya yang masih mengikuti bangunan asli para leluhur mereka yang juga mirip dengan arsitektur masjid. Itu mengapa, Anda mungkin agak kesulitan untuk menemukan masjid ini karena mirip dengan bangunan rumah Bayan pada umumnya. Masyarakat kampung Bayang juga memiliki beberapa kebiasan khusus yakni mereka sehari-hari mengkonsumsi padi bulu yakni jenis padi yang diyakini pertama kali ditanam di sawah Bayan. Ada juga keyakinan jika warga tidak menanam padi jenis ini maka mereka akan mengalami gagal panen.
Masjid Kuno Bayan Beleq didirikan sekitar 300 tahun lalu. Hingga kini siapa yang mendirikan masjid ini belumlah jelas. Beberapa sumber mengatakan masjid didirikan oleh seorang penghulu yang dimakamkan di komplek masjid tersebut yang dikenal dengan nama Makam Titi Mas Penghulu. Beberapa cerita yang lain menyebutkan Sunan Giri-lah yang membangun seiring dengan diberikannya sebidang tanah kosong oleh Raja Bayan kepada dirinya. Ada juga yang menyebutkan bahwa masjid ini dibangun oleh Sunan Prapen atau yang dikenal dengan nama Pangeran Senopati yang tak lain merupakan cucu dari Sunan Giri. Kendati sejarah pendirian Masjid Kuno Bayan Beleq masih simpang siur, namun keunikannya tidak akan membuat Anda kecewa untuk mengunjunginya.
Nama “Beleq” di masjid ini berarti “makam besar”. Ya, ada sejumlah makam yang berada di kompleks masjid yaitu Gaus Abdul Rozak yang diyakini sebagai penyebar agama Islam pertama di kawasan ini. Juga ada gubuk kecil di sebelah belakang kanan dan depan kiri masjid yang merupakan makam tokoh-tokoh agama yang ikut turun tangan pembangunan dan mengurusi masjid ini sejak awal.
Kini masjid ini tidak lagi digunakan untuk beribadah sehari-hari. Ya, masjid hanya dipakai saat hari besar peringatan agama Islam. Yang lebih menarik lagi, pada perayaan Idul Fitri, masjid ini tidak hanya menggelar sholat berjamaah namun 3 hari setelah itu diselenggarakan perayaan Lebaran Adat Tinggi. Menurut masyarakat setempat, perayaan ini digunakan untuk menopang dan memperkuat Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan pada perayaan lebaran Adat Tinggi ini disebut dengan Serah Ancak. Ancak adalah tempat membawa makanan yang berbentuk segi empat dan terbuat dari anyaman bambu dilapisi daun pisang. Diatas daun pisang inilah terdapat makanan dan lauk pauk seperti urap, sate, ikan, daging ayam, daging kambing dan lain-lain. Masing-masing bahan yang diletakkan di Ancak merupakan sumbangan dari warga desa secara sukarela. Memasaknya pun dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat Bayan. Konon, dengan menyantap makanan Ancak ini, maka apapun yang kita inginkan akan berhasil.
Para wisatawan yang akan mengunjungi Masjid Kuno Bayan Beleq harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh pengelola yakni harus menggunakan baju adat sasak seperti dodot dan sapuk. Kompleks masjid ini banyak dikunjungi wisatawan pada saat perayaan Maulid Nabi Muhammad.
Sumber : Blog Misteri Beda Dunia